Prosedur Mendirikan Perusahaan
Cara Mendirikan PT & Syarat Pendirian PT:
1. Mempersiapkan Data Pendirian PT
- a. Nama PT
- b. Tempat dan Kedudukan PT
- c. Maksud dan Tujuan PT
- d. Struktur Permodalan PT
- e. Pengurus PT
2. Membuat Akta Pendirian di Notaris
kta Pendirian PT tidak harus dibuat oleh Notaris yang
bertempat kedudukan sama dengan tempat kedudukan PT. Bisa menggunakan Notaris
mana saja asalkan telah memperoleh SK pengangkatan, disumpah dan terdaftar di
Kemenkumham.
Semua Pendiri PT akan tanda tangan Akta Pendirian PT
dihadapan Notaris. Apabila ada salah satu dan/atau semua pendiri PT ada yang
berhalangan untuk menghadap Notaris, maka dapat dikuasakan.
Notaris juga akan membacakan isi dari Akta Pendirian PT,
juga akan menjelaskan apa saja maksud pasal-pasal dalam Akta Pendirian PT.
Pada saat penandatangan Akta Pendirian PT, Notaris juga
akan meminta beberapa dokumen-dokumen pernyataan diantaranya penggunaan nama
PT, alamat lengkap PT, penyetoran modal dan dokumen-dokumen lainnya.
3. Pengesahan SK Menteri Pembuatan PT
Setelah dibuat Akta Pendirian PT, Notaris akan mengajukan
pengesahan badan hukum atas PT kepada Menteri Hukum dan HAM.
Lalu Menteri akan mengeluarkan Surat Keputusan pengesahan
badan hukum PT, sehingga PT tersebut telah lahir sebagai badan hukum yang
diakui oleh Negara.
4. Mengurus Domisili Kelurahan
Izin domisili adalah menerangkan tentang dimana
perusahaan beralamat, serta dicantumkan juga jenis usaha dan jumlah tenaga kerja.
Izin domisili berlaku maksimal 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang. Dalam proses pembuatan PT, kelengkapan domisili kelurahan adalah
sangat penting.
5. Mengurus NPWP
Dalam pembuatan PT, akan memperoleh 2 (dua) dokumen
terkait dengan kewajiban perpajakan, yaitu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar
Pajak (SKT Pajak).
Sedangkan dokumen Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah
optional, karena tidak semua pembuatan PT itu wajib menjadi perusahaan PKP.
6. Mengurus izin usaha (SIUP bagi perusahaan perdagangan)
SIUP adalah surat izin untuk bisa melaksanakan usaha
perdagangan dan jasa, dimana bidang-bidang usaha perdagangan dan jasa yang bisa
dipilih ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah.
Sesuai dengan Permendag No. 46 tahun 2009, ada 4 (empat)
kategori SIUP yang dapat dipilih dalam prosedur pembuatan PT dengan SIUP, yaitu
SIUP Mikro, SIUP Kecil, SIUP Menengah dan SIUP Besar.
7. Mengurus TDP
TDP diatur oleh UU 3/1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan. Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa "Setiap perusahaan wajib
didaftarkan dalam Daftar Perusahaan"
8. Memiliki
Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan
Dimana menurut website www.bpjsketenagakerjaan.go.id,
persyaratan untuk memiliki sertifikat BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai
berikut :
- · Asli dan salinan SIUP / Surat Izin Usaha Perdagangan.
- · Asli dan salinan NPWP Perusahaan.
- · Asli dan salinan Akta Perdagangan Perusahaan.
- · Salinan KTP / Kartu Tanda Penduduk masing-masing karyawan.
- · Salinan KK / Kartu Keluarga masing-masing karyawan.
- · Pas foto warna Karyawan, ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar.
Sumber daya manusia dan organisasi
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan
demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya
mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi
atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan
jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
A. Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Departemen
sumber daya manusia
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja /
Preparation and selection
a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan
akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin
timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan
pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru,
struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal
seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk
memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka
analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description
dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
c. Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga
kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal
yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar
riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar
dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat
terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan
proses seleksi lainnya.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and
evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan
harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu
diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai
dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan
begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai
dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai /
Compensation and protection
kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai
secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat
penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada
lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada
dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu
diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang
sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari
waktu ke waktu.
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang sering digunakan
dalam organisasi pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi
Fungsional, Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan
Struktur Organisasi Matriks.
Struktur Organisasi Fungsional
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure
Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh
suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional
ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi,
Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan
(skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja.
Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan
yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur
organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi antar unit kerja.
Struktur Organisasi Divisional
Struktur Organisasi Divisional (Divisional
Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang dikelompokkan
berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis. Organisasi
bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah
keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Struktur Organisasi
Matriks
Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan multinasional.
Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan Perusahaan
ASPEK PEMASARAN
Pasar merupakan tempat terjadinya transksi antara penjual
dan pembeli, dimana transaksi tersebut akan meliputi diskusi tentang permintaan
produk serta penawaran harga. Permintaan produk merupakan jumlah kebutuhan
konsumen terhadap suatu produk dalam berbagai segi harga, sedangkan penawaran
harga merupakan negosisasi pencocokan harga beli yang disepakati pihak penjual
dan pihak pembeli.
Hukum permintaan: Apabila harga suatu barang meningkat
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang,dan sebaliknya.
Kegiatan penawaran dan permintaan produk menjadi salah
satu aspek pemasaran produk.
Aspek pemasaran merupakan faktor yang mendukung
kesuksesan transaksi pemasaran produk terhadap permintaan pasar terhadap produk
itu sendiri. Aspek-aspek pemasaran meliputi:
1. Spesifikasi Produk
Produk yang ditawarkan kepada pasar merupakan produk yang
dapat memenuhi permintaan pasar, dari segi kualitas serta kuantitas. Persaingan
produk sejenis merupakan permasalahan utama dalam memenangkan nilai jual serta
kuantitas jual sebuah produk, karena setiap perusahaan memiliki keunggulan
masing-masing dalam mempromosikan keleibihan produknya. Produk yang
dipromosikan baik dari segi kualitasnya harus
memiliki kualitas yang sama dengan apa yang perusahaan tawarkan kepada
pasar, hal ini merupakan faktor penting untuk menjaga kepercayaan konsumen
terhadap produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
2. Segmentasi Produk
Segmentasi produk merupakan proses pembagian produk ke
dalam beberapa jenis karakteristik dari sebuah produk yang diproduksi dengan
berbagai tipe inovasi yang dikembangkan. Contohnya, sebuah produk shampo, pada
produk shampo kualitas untuk menjaga kesehatan rambut menjadi faktor utama,
tetapi setiap kulit kepada masing-masing individu memiliki perbedaan contohnya
pria dan wanita, selain itu masalah yang ada pada rambut juga bervariasi,
seperti, kerontokan rambut, rambut bercabang, dan lain sebagainya. Perusahaan
harus melihat segmentasi ini untuk memberikan produk-produk sesuai dengan
kebutuhan karakteristik konsumen sehingga pemasaran produk menjadi lebih
maksimal.
3. Analisa Situasi Pasar
Untuk melempar produk ke pasaran, perusahaan wajib
menganalisa situasi pasar, dimana perusahaan harus mencari tahu kebutuhan
konsumesn sehingga produksi yang di lakukan oleh perusahaan memenuhi kuantitas dari
permintaan sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal. Analisa pasar
dilakukan dengan melihat produk yang sejenis sejauh mana di minati konsumen,
dan lalukan penganalisaan terhadap kekurangan
produk tersebut dan memperbaikinya untuk memenuhi kebutuhan permintaan
pasar akan produk yang diproduksi. Pertimbangan penentuan harga produk juga
dianalisa pada aspek ini, sebab perusahaan harus mengetahui dan merencanakan
target produk untuk kalangan tingkat menengah kebawah atau menengah ke atas,
tidak mungkin jika sebuah restoran bintang 5 dengan harga makanan yang sangat
mahal dibuka pada lingkungan kecil menengahkan? atau mempromosikan sebuah
produk mobil laborginin di perkampungan? Itulah pentingnya analisa pasar harus
dilakukan.
4. Analisa Pesaing
Dalam dunia bisnis tentu akan banyak persaingan dengan
perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama, oleh karena itu sebuah
perusahaan wajib menganalisa produk yang ditawarkan oleh pesaing serta harga
yang dilempar kepasaran, sehingga perusahaan dapat memproduksi produk yang
memiliki kualitas tidak kalah dengan kualitas produk pesaing serta harga jual
pasar yang dapat distandarisasikan untuk menghindari kerugian dari segi
produksi, penjualan, serta kepercayaan konsumen.
5. Strategi Promosi
Promosi merupakan kegiatan pemasaran produk yang sangat
penting. Promosi membuat produk yang ingin dipasarkan menjadi dikenal oleh
konsumen sehingga memberikan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk
perusahaan. Promosi adalah memberikan
informasi kepada pasar tentang produk yang
dipasarkan, untuk meningkatkan permintaan, penjualan, laba, dan nilai
suatu produk. Strategi-strategi yang
dapat ditawarkan saat melakukan promosi dapat berupa, pemberian diskon harga,
produk dengan kualitas tinggi dengan harga jual yang murah, produk yang
ditawarkan memiliki edisi tertentu sehingga menjadi sebuah produk yang langkah,
atau dengan menempelkan nama-nama public figur(biaya promosi cukup besar).
6. Pembuatan Media Promosi Berbasis TIK
Promosi berbasis teknologi informatika merupakan promosi
yang paling baik saat ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya website-website
atau forum-forum yang menawaran jasa penjualan produk atau yang lebih dikenal
e-commerce. Tarif internet yang saat ini sangat murah serta dapat diakses
secara mobile menjadi salah satu keunggulan promosi produk dengan teknologi
informasi. Salah satu cara yang sangat tepat dalam mempromosikan produk adalah
dengan membuat sebuah website yang berisikan tentang semua info produk yang
ditawarkan serta membuat akun di jejaring sosial sebagai media promosi yang
cukup efektif.
ASPEK KEUANGAN
Keuangan merupakan fungsi bisnis yang sangat penting,
dimana keuangan menjadi faktor untuk menentukan anggaran, investasi, dan
besarnya usahan yang akan dibuat. Aspek Keuangan adalah faktor yang menentukan
biaya yang di keluarkan serta dihasilkan untuk membuat sebuah usaha yang
optimal.
1. Komponen Biaya
Modal yang diinvestasikan akan digunakan sebagai biaya
modal. Pada umumnya komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of
Debt (biaya hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).
a. Cost of
Debt (Biaya Hutang)
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau
dengan menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi). Biaya hutang yang berasal
dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan
biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang
diinginkan (required of return) yang diharapkan investor yang digunakan untuk
sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi.
Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang,
dengan tujuan untuk memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas).
Biaya Utang dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Biaya
Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Menurut Warsono (2003: 139), besarnya biaya utang sebelum
pajak dapat ditentukan dengan menghitung besarnya tingkat hasil internal (yield
to maturity) atas arus kas obligasi, yang dinotasikan dengan kd.
b. Biaya Utang
setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Menurut Warsono (2003: 139), mengatakan bahwa perusahaan
yang menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban
membayar bunga. Bunga merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan
(interest expense). Dengan adanya beban bunga ini akan menyebabkan besarnya
pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang.
Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan
biaya utang sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah tingkat pajak
marginal.
b. Biaya Saham
Freferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara
utang dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham preferen
yang menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya (Warsono,
2003: 143).
Menurut Weston dan Brigham (1990: 107), biaya saham
preferen adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas
saham preferen perusahaan.
c. Cost of
Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian
atas saham biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu metode yang
dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu pendekatan
Capital Aset Pricing Model (CAPM), dimana biaya modal laba ditahan adalah
tingkat pengembalian atas modal sendiri yang diinginkan oleh investor yang
terdiri dari tingkat bunga bebas risiko dengan premi risiko pasar dikaliikan
dengan β (resiko saham perusahaan). Iramani
dan Febrian (2005).
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam
penghitungan CAPM adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga
rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf yang merupakan suku bunga obligasi pemerintah
atau surat hutang pemerintah.
2. Return Pasar
( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun.
3. Resiko
Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai
indeks dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan
regresi.
d. Biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC)
Menurut Iramani
dan Febrian (2005), dalam praktek pembiayaan atau pendanaan yang
digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian biaya riil
yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber
pembiayaan yang digunakan.
2. Estimasi Biaya
Perhitungan biaya yang diperlukan dalam membuat melakukan
investasi. Perhitungan biaya meliputi, perhitungan, biaya tempat, produksi,
karyawan, perizinan pendirian usahan dan lain sebagainya. Estimasi biaya harus
tepat guna menghindari terjadinya dampak kerugian bagi investor atau pendiri usaha,
sehingga usaha yang dibuat dapat berjalan dengan optimal
3. Penyusunan Anggaran Investasi
Anggaran merupakan perhitungan modal yang dipergunakan
dalam 1 periode tertentu. Penyusunan anggaran terdiri dari top down dan bottom
up.
Top Down
proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan
sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran
Top Down ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya
agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program.
Bottom Up
proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai
disusun. Proses penyusunan anggaran dari Bottom Up merupakan Komunikasi
strategis antara tujuan dengan anggaran .
4. Cash Flow
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Rincian
pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas
dapat
dibedakan menjadi tiga aktivitas, antara lain:
1. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan
yang berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional
pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan
untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan
dengan harta (assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities)
Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala
transaksi atau proses aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi
pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik.
Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan
laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal ini
dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar yang tingkat likuiditasnya paling
tinggi di antara semua harta
lancar. Karena tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka
kas tersebut dapat dengan segera melunasi segala kewajiban yang ada pada
perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling
buruk, sejauhmana perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi
kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada pada
laporan arus kas-nya.
5. Kriteria Investasi
Keputusan
investasi merupakan keputusan manajemen keuangan yang paling penting di antara
ketiga keputusan jangka panjang yang diambil manajer keuangan. Disebut penting,
karena selain penanaman modal pada bidang usaha yang membutuhkan modal yang
besar, juga keputusan tersebut mengandung risiko tertentu, serta langsung
berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan
investasi tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan
menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi
tersebut.
Untuk menilai profitabilitas rencana investasi dikenal
dua macam metode, yaitu metode konvensional dan metode non- konvensional
(discounted cash flow). Dalam metode konvensional dipergunakan dua macam tolok
ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi, yaitu payback period dan
accounting rate of return, sedangkan dalam metode non-konvensional dikenal tiga
macam tolok ukur profitabilitas, yaitu Net Present Value (NPV), Profitability
Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).
6. Pencatatan Keuangan
Keuangan yang masuk dan keluar oleh sebuah perusahaan
wajib untuk dibukukan, hal ini berkaitan dengan jumlah omzet yang didapat oleh
perusahaan sehingga dapat dilihat neraca serta statistik laba yang
diperoleh perusahaan dari satu periode
secara kontinyu. Pembukuan keuangan perusahaan biasanya dilakukan oleh staff
accounting dengan mengambil berbagai sumber keuangan, seperti produksi,
penjualan, marketing , dan bagian perusahaan lainnya.